Saturday, July 19, 2025
Motoris.id
  • Autokritik
  • Finansial
  • Mobil
  • Motor
  • Ragam
No Result
View All Result
  • Autokritik
  • Finansial
  • Mobil
  • Motor
  • Ragam
No Result
View All Result
Motoris.id
No Result
View All Result

Aneh, Harga BBM Naik, Subsidi Tetap Bertambah

by admin
September 5, 2022
in Trending
0
Harga BBM mau naik 30-40%. (foto, dok. Mypertamina)

Harga BBM mau naik 30-40%. (foto, dok. Mypertamina)

Share on Facebook

Jakarta, Motoris – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, Pertalite, dan Pertamax resmi naik, Sabtu pekan lalu. Anehnya, subsidi dan kompensasi energi 2022 tetap bertambah dan akan dibawa ke APBN 2023. Tanya kenapa???

Rupanya, berdasarkan penelusuran Motoris, hal ini dipicu kenaikan harga Pertalite dan solar ternyata belum mencapai harga keekonomian. Artinya, masih ada selisih yang harus ditanggung negara dan harus dibayar ke Pertamina berupa kompensasi untuk Pertalite dan subsidi untuk solar.

Baca Juga:

Karawang Digoyang CATL, Pabrik Baterai US$ 1,2 Miliar Dibangun

Nissan Rugi Rp 84 Triliun, Mau Pecat 20 Ribu Pegawai

Cina Ngebon Rp 16 Triliun buat Bikin Pabrik Baterai di Karawang

Sabtu pekan lalu, harga Pertalite resmi naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. Sementara itu, harga keekonomian solar Rp 13.950 per liter, Pertalite Rp 14.450 per liter, dan Pertamax Rp 17.300 per liter.

Dalam APBN 2022, belanja subsidi dan energi mencapai Rp 502 triliun, naik dari proyeksi awal Rp 152 triliun. Perinciannya, dana kompensasi mencapai Rp 293 triliun, sedangkan subsidi Rp 209 triliun. Ironisnya, dari total dana kompensasi Rp 293 triliun, sebesar Rp 104,8 triliun digunakan untuk bayar utang kompensasi BBM dan listrik pada semester I tahun ini.

Artinya, sisa dana kompensasi energi hanya Rp 188 triliun. Dana segitu mana cukup untuk mengimbangi tarian harga minyak mentah yang menembus US$ 100 per barel, akibat perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan. Sejumlah kalangan memprediksi perang itu terus berlanjut, lantaran Rusia nanggok untung gede.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, APBN 2022 akan tetap menanggung tambahan beban subsidi dan kompensasi energi dari sebelumnya Rp 502,4 triliun menjadi Rp 649 triliun, meski harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar dan Pertalite maupun nonsubsidi jenis Pertamax dinaikkan. Tambahan beban Rp 146,6 triliun itu muncul apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas US$ 100 per barel.

Dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan Sabtu pekan lalu, alokasi subsidi dan kompensasi BBM membengkak menjadi Rp 591 triliun dari Rp 502 triliun, apabila harga ICP hingga Desember 2022 mencapai US$ 85 per barel.

Kemudian, jika rata-rata ICP US$ 99 per barel, subsidi dan kompensasi energi naik menjadi Rp 605 triliun. Selanjutnya, apabila harga rata-rata ICP setahun masih di atas US$ 100 per barel, total subsidi dan kompensasi energi masih mencapai Rp 649 triliun, membengkak Rp 147 triliun dari proyeksi awal Rp 502 triliun.

Pembengkakan ini akan diteruskan ke APBN 2023, sama seperti APBN 2022 yang menanggung tunggakan kompensasi BBM dan listrik. Artinya, subsidi dan kompensasi energi 2023 bakal bertambah, tergantung dari rata-rata ICP tahun ini. Adapun anggaran subsidi dan kompensasi energi dalam RAPBN 2023 Rp 336 triliun. Jika, pembengkakan kompensasi energi 2022 mencapai Rp 147 triliun, anggaran subsidi dan kompensasi 2023 bisa 487 triliun.

Sementara itu, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 111.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Juli Tahun 2022 tertanggal 1 Agustus 2022, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) Juli 2022 ditetapkan sebesar US$ 106,73 per barel.

Menkeu memaparkan, anggaran subsidi dan kompensasi energi yang tertuang dalam Perpres 98/2022 adalah Rp 502,4 triliun. Nilai ini meningkat menjadi lebih dari tiga kali lipat dari alokasi awal sebesar Rp 152,5 triliun dan sebagian besar diperuntukkan bagi BBM.

“Besaran tersebut dihitung berdasarkan rata-rata ICP yang mencapai US$ 100 per barel dengan kurs Rp 14.450 per dolar Amerika Serikat (AS), dan volume konsumsi Pertalite diperkirakan mencapai 23 juta kiloliter sedangkan solar bersubsidi 15 juta kiloliter,” papar dia dalam akun Instagram.

Menurut Sri Mulyani, rata-rata harga ICP hingga Juli 2022 tercatat US$ 104,9 per barel. Namun, jika harga ICP turun ke US$ 90 per barel hingga Desember 2022, maka harga rata-rata satu tahun ICP Indonesia masih mencapai US$ 99 per barrel. Kalaupun harga ICP turun hingga di bawah US$ 90 per barel, rata-rata ICP Indonesia setahun masih US$ 97 per barel. “Pemerintah terus memantau perkembangan harga ICP yang terus bergerak,” tandas Menkeu.

Sebelumnya Sri Mulyani sempat mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk tahun ini berpotensi membengkak menjadi sebesar Rp 698 triliun bila harga BBM tidak dinaikkan mengingat ICP di atas US$ 105 per barel dan nilai tukar rupiah di atas Rp 14.700 per dolar AS. Pernyataan ini sudah tidak berlaku, karena subsidi dan kompensasi energi tetap bengkak, kendati harga BBM sudah dinaikkan.

Tags: AlasanHarga BBM NaikHeadlineMenkeu Sri Mulyani IndrawatiSubsidi Bertambah
Previous Post

Waduh, JBA Mau Naikkan Biaya Admin Pembeli

Next Post

Harga Pertalite Masih 50% di Bawah Pasaran, Apa Bisa Naik Lagi?????

Related Posts

Karawang Digoyang CATL, Pabrik Baterai US$ 1,2 Miliar Dibangun

Karawang Digoyang CATL, Pabrik Baterai US$ 1,2 Miliar Dibangun

June 29, 2025

Jakarta, Motoris – Setelah LG, giliran pemain baterai EV terbesar dunia, CATL, membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat,...

Virus Boncos Nissan Menjalar ke Amerika, Dealer Banyak Tutup

Nissan Rugi Rp 84 Triliun, Mau Pecat 20 Ribu Pegawai

May 13, 2025

Jakarta, Motoris – Nissan memprediksi rugi bersih tahun fiskal 2024 mencapai 750 miliar yen alias Rp 84 triliun. Sejalan dengan...

Anak Buah Luhut: Baterai Mobil Listrik Buatan RI Termurah di Dunia

Cina Ngebon Rp 16 Triliun buat Bikin Pabrik Baterai di Karawang

May 8, 2025

Jakarta, Motoris – Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL), perusahaan baterai mobil listrik terbesar dunia asal Cina, dikabarkan mencari pinjaman...

Anak Buah Luhut: Baterai Mobil Listrik Buatan RI Termurah di Dunia

LG Batalin Proyek Kakap, Masa Depan Baterai Nikel Suram?????

April 23, 2025

Jakarta, Motoris - LG Energy Solution (LGES) resmi keluar dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia senilai Rp...

Discussion about this post

Terpopuler

  • Penjualan Motor Listrik Polytron Turun 50%, Nasib Mobil Bagaimana?????

    Penjualan Motor Listrik Polytron Turun 50%, Nasib Mobil Bagaimana?????

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Harga PCX Bekas Kembali Normal, Cek Daftar Lengkapnya 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Top Speed Hyundai Stargazer 190 Kpj, Edaannn

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Scoopy Baru Hadir, Harga Versi Bekas Segini

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ssstttttt, Hyundai Diam-diam Recall Stargazer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Terkini

Siapin Rp 94 Juta Buat Beli Honda Forza Facelift

Siapin Rp 94 Juta Buat Beli Honda Forza Facelift

July 16, 2025
Geely Tumpas Semua Barang BYD

Geely Tumpas Semua Barang BYD

July 15, 2025
Raja Mobil Listrik Rp 400 Juta

Dituding Embat Duit Subsidi, Chery Kasih Jawaban, BYD Dokem

July 15, 2025
Lokasi Dealer Chery di Jambi

Lokasi Dealer Chery di Jambi

July 14, 2025
Barang Begini Mau Disulap Honda Jadi Motor Listrik, Laku Nggak Nih?

Barang Begini Mau Disulap Honda Jadi Motor Listrik, Laku Nggak Nih?

July 14, 2025
Motoris.id

Catatan Digital Otomotif

Office: Jalan Pulosirih Timur 6, Blok CD 89, Pekayon Jaya, Bekasi Selatan

Email : motorisdev@gmail.com

Kategori

  • Autokritik
  • Finansial
  • Mobil
  • Motor
  • Ragam

ERA Network

  • Beritaapm.com
  • Makansedap.id
  • Landbank.co.id
  • IndoDigital.co.id
  • Fundflow.id
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Motoris.id - Part of ERA NETWORK

No Result
View All Result
  • Autokritik
  • Finansial
  • Mobil
  • Motor
  • Ragam

© 2024 Motoris.id - Part of ERA NETWORK