Jakarta, Motoris – Ford Motor Company makin liar di bisnis mobil listrik (electric vehicle/EV), dengan menargetkan penjualan 600 ribu unit per tahun mulai 2023 dan 2 juta unit mulai 2026. Demi ambisi ini, Ford menjalin kerja sama dengan pemain baterai top dunia, CATL dan LG Energy Solution, sekaligus berburu nikel ke beberapa wilayah, termasuk Sulawesi.
Hal itu diwujudkan Ford dengan meneken nota kerja sama tidak mengikat dengan pemain nikel Indonesia, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd. (Huayou) asal Tiongkok. Ketiga akan bekerja sama memproses bijih nikel yang ditambang oleh Vale di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama tersebut mengacu pada kerangka perjanjian yang telah disepakati antara Vale dan Huayou pada 27 April 2022, terkait pengembangan fasilitas pengolahan high-pressure acid leaching (HPAL) di Blok Pomalaa. Total kapasitas produksi fasilitas ini mencapai mencapai 120 ribu metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP), bahan baku nikel sulfat. Selanjutnya, nikel sulfat diolah menjadi katoda sel baterai EV, entah itu NCM atau NCA.
“Kami senang Ford turut dalam kemitraan untuk proyek HPAL di Blok Pomalaa. Proyek ini semakin menegaskan keberadaan Indonesia dalam indutri mobil listrik dunia begitu penting, ditopang sumber daya alam,” kata Febriany Eddy, CEO dan presiden direktur Vale, dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).
Deshnee Naidoo, komisaris utama Vale, menuturkan, perseroan memiliki rekam jejak operasi selama beberapa dekade di Indonesia dalam memproduksi nikel secara aman dan berkelanjutan. Dia berharap dapat bekerja sama dengan mitra lain tetap mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang didesain memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan.
Lisa Drake, wakil presiden Ford Model e, EV Industrialization, menyatakan, kerja sama tiga pihak ini adalah cara yang kreatif untuk memastikan kebutuhan nikel Ford dan jutaan pelanggan kendaraan listrik Ford bisa terpenuhi. Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap proses, yakni berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini dan di masa depan.”
Executive Vice Chairman dari Huayou George Q. Fang menyatakan, sebagai salah satu penghasil material baterai li-ion dunia terdepan, Huayou telah melakukan upaya-upaya yang konsisten dalam menjalankan keseluruhan cakupan industri dari nikel dan kobalt untuk menjadi material baterai katoda dengan emisi karbon sangat rendah.
“Kemitraan bersama Ford dan Vale ini tidak hanya akan menjamin suplai yang stabil dan berkelanjutan untuk pelanggan, namun akan membawa dampak positif terhadap perkembangan industri EV dan ekonomi Indonesia,” kata dia.
Discussion about this post