Jakarta, Motoris – Pemerintah mewajibkan penggunaan aplikasi MyPertama saat membeli Pertalite dan solar guna membatasi konsumsi BBM itu. Beberapa analis memprediksi kebijakan ini bakal mengancam target penjualan mobil 2022 sebanyak 950 ribu unit, naik 7% dibandingkan tahun lalu.
<span;>Motoris menelusuri suara hati agen pemegang merek dan ketemulah sang penguasa pasar Toyota.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandi menyatakan, pebisnis mobil perlu melihat imbas pembatasan konsumsi BBM nonsubsidi ke ekonomi nasional. Pebisnis otomotif juga harus melihat aturan dan pelaksanaannya sebelum memberikan proyeksi imbas kebijakan itu terhadap pasar.
“Satu hal yang pasti, perilaku konsumen ke depan akan menyesuaikan kebijakan pemerintah. Jika pembatasan diberlakukan, mereka akan menggunakan mobil yang lebih hemat BBM,” kata dia, Kamis (30/6/2022).
Sementara itu, Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menilai, sebaiknya, yang dibatasi subdisi, bukan konsumsi Pertalite atau solar. Intinya, subsidi harus tepat sasaran, sehingga anggaran APBN bisa dialokasikan ke pos lain.
<span;>”Jadi bahan bakar tetap beredar, walahpun harga juga kemungkinan naik. Otomotif pasti berdampak, tetapi masih lebih baik ketimbang bahan bakar sulit didapat,” kata dia. (gbr)
Discussion about this post