Jakarta, Motoris – Harga Denza D9 sejatinya lebih mahal dari Toyota Alphard bensin, jika subsidi pajak masif pemerintah dicabut. Namun, harga BEV itu lebih murah dari Alphard Hybrid.
Bagaimana hitungannya? Harga Denza D9 yang masih diimpor dalam bentuk utuh (CBU) dari Cina Rp 950 juta dengan siraman subsidi dari pemerintah pusat dan daerah.
Hitungan Motoris, harga D9 tanpa subsidi itu Rp 1,67 miliar, di atas harga Alphard bensin termurah Rp 1,4-1,6 miliar, namun lebih murah sedikit dari Alphard Hybrid berkisar Rp 1,7 miliar.
Insentif BEV skema CBU diatur dalam Permenperin Nomor 6 Tahun 2023. Insentifnya berupa tarif bea masuk (BM) 0% dari seharusnya 50%, pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 0% dari seharusnya 15%. Total pajak yang dibayar ke pemerintah pusat BEV CBU hanya 12% berupa pajak pertambahan nilai (PPN) dari seharusnya 77%.
Jadi diskon pajak pemerintah pusat buat Denza mencapai 65%. Jika ditambah dengan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama (BBN) yang dipungut daerah, diskon pajak D9 sekitar 87%.
Kita cari tahu dahulu harga D9 tanpa PPN 12%, yang hitungan Motoris mencapai Rp 836 juta. Lalu, kita kalikan 87% dengan Rp 836 juta, sehingga ketemulah angka Rp 727 juta. Inilah diskon pajak satu D9.
Jadi, harga sejati D9 tanpa subsidi sebenarnya Rp 1,67 miliar, hasil dari penambahan Rp 950 juta (sudah masuk PPN 12%) dan diskon pajak Rp 727 juta.
Biar adil, pemain BEV model BYD, pemilik Denza, harus berkorban demi mendapatkan subsidi ini. Syaratnya, pemain BEV harus membuka bank garansi dan komitmen produksi 1:1 dengan spesifikasi minimal sama.
Pemain juga harus komitmen berinvestasi di Indonesia. Ya kita tahulah, BYD sedang membangun pabrik di Subang, Jawa Barat, dengan investasi sekitar US$ 1 miliar. Jadi, insentif itu tidak diobral ke pemain BEV yang tidak ada niat bangun pabrik atau melokalisasi mobil di sini.
Insentif BEV CBU dalam rangka tes pasar akan habis pada akhir 2025. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berjanji bakal mengevaluasi insentif ini. Pengamat terbelah menyikapi insentif BEV CBU impor. Ada yang setuju, ada yang tidak.
Satu hal yang pasti, harga D9 akan turun lagi jika diproduksi di Indonesia. Sebab, BEV yang diproduksi di sini sesuai roadmap cukup bayar PPN 2%, karena yang 10% ditanggung pemerintah. (gbr)