Jakarta, Motoris – Perang harga mobil listrik (BEV) merek Cina diyakini bisa terjadi di Indonesia, seperti yang kini berlangsung di negara asal. Sebab, kompetisi di Cina sudah sedemikian ketat, sehingga mendorong para pemain membuang barang ke pasar ekspor.
Belum lama ini, muncul laporan yang menyebut pemain Cina mengekspor mobil baru dengan label mobil bekas, saking frustrasinya. Ini didukung oleh sejumlah pemda demi menaikkan pertumbuhan ekonomi.
Sucor Sekuritas, salah satu broker saham di Indonesia, memprediksi pemain mobil Cina membanjiri pasar Indonesia. Tak cuma itu, mereka bisa saja membanting harga jual demi menaikkan penjualan.
“Perang harga bisa terjadi dan ini bakal berdampak negative ke para pemain lama, seperti Astra dan Indomobil,” tulis Sucor, dikutip Selasa (1/7/2025).
Saat ini saja, mobil Cina makin mendapatkan traksi di pasar, lantaran dihujani insentif. Ini lantaran pemerintah pro-BEV, mobil yang banyak dijajakan pemain Cina, seperti BYD dan Chery. Cina adalah pasar terbesar BEV dunia dengan porsi 64% terhadap total pasar.
Sucor mencatat, pangsa pasar mobil Cina naik dari 6% menjadi 12% per Mei 2025. Sementara itu, porsi BEV terhadap total pasar naik dari 5% menjadi 10%.
“Mobil Cina bisa begini karena punya banyak fitur dengan harga lebih murah,” tulis Sucor.
Sucor mengantisipasi kenaikan porsi BEV ke depan, didorong pergeseran minat konsumen. Pada bagian lain, penjualan mobil hybrid kini telah dilampaui BEV, lantaran miskin insentif. (gbr)