Jakarta, Motoris – Cina pusing, seiring kelebihan kapasitas industri mobil. Saking banyaknya mobil, beberapa pemerintah daerah di Cina setuju mobil baru diekspor dengan sebutan mobil bekas.
Mobil baru di sini berarti kilometer (km) masih 0 dan masih segar keluar dari pabrik. Tapi, berhubung penyerapan rendah, akhirnya ada opsi mobil ini disebut mobil seken dan diekspor.
Mobil bekas km 0 sejatinya adalah mobil baru yang gagal diserap pasar. Akibat menumpuk, muncul opsi barang bekas ini diekspor saja.
Berdasarkan laporan Reuters, target ekspor mobil seken jadi-jadian adalah Rusia, Asia Tengah, dan Timur Tengah. “Semua ini terjadi akibat perang harga selama empat tahun, sehingga pabrikan frustrasi dan menempuh berbagai macam cara untuk meraup penjualan,” ujarTu Le, pendiri konsultan Sino Auto Insights, dikutip Selasa (24/6/2025).
Praktik ini dikritik keras oleh bos Great Wall Motor. Demikian pula dengan koran lokal People’s Daily dan meminta pemerintah pusat segera menindak praktik ini.
Sayang, sejumlah pemda malah mendorong ekspor mobil seken-sekenan. Alasannya demi mendukung target pertumbuhan ekonomi Cina, yang belakangan melempem.
Reuters menyebut ada 20 pemda Cina, termasuk hub ekspor seperti Guangdong dan Sichuan yang mendukung ekspor mobil bekas bohong-bohongan. Bukan Cuma itu, mereka siap memberikan insentif berupa tax rebate, investasi di infrastruktur ekspor, mendanai pembangunan jaringan untuk memasok barang. (gbr)