Jakarta, Motoris – Laba bersih bisnis mobil PT Astra International Tbk (ASII) turun 16% secara tahunan dan 36% secara kuartalan menjadi Rp 693 miliar kuartal I tahun 2025, seiring penurunan pendapatan sebesar 18% menjadi Rp 16,7 triliun. Apa ini imbas dari masifnya kehadiran mobil subsidi Cina?
Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas (Mansek), hal itu disebabkan turunnya penjualan mobil Astra secara wholesales sebesar 7,1% (yoy) kuartal I-2025. Adapun total laba bersih otomotif Astra hanya turun 1% menjadi Rp 2,7 triliun, berkat kuatnya penjualan sepeda motor Honda yang dipegang PT Astra Honda Motor (AHM).
Mansek mencatat, margin laba usaha bisnis distribusi mobil naik menjadi 1,6% kuartal Ialu vs kuartal sebelumnya 1% dan periode sama tahun lalu 1,5%. Astra menjual Toyota, Daihatsu, Isuzu, dan beberapa merek lain.
Sementara itu, bagian laba bersih dari PT Astra Daihatsu Motor (ADM) turun 23% menjadi Rp 213 miliar. Ini tak lepas dari penurunan pendapatan ADM sebesar 5% menjadi Rp 15,1 triliun.
Margin AHM masih cukup baik pada kuartal I tahun ini, mencapai 9,6%, dibandingkan kuartal sebelumnya dan periode sama 2024 masing-masing 8,9% dan 9,4%. Laba bersih AHM pada hak Astra pada periode ini tumbuh 10% menjadi Rp 1,3 triliun.
Per Maret 2025, laba bersih Astra turun 7% menjadi Rp 6,9 triliun. Mansek menurunkan proyeksi laba bersih Astra tahun 2025 dan 2026 masing-masing 5% dan 4%. Target rekomendasi buy saham ASII masih dipertahankan dengan target harga Rp 6.350. (gbr)