Jakarta, Motoris – Vinfast, pemain mobil listrik baterai (BEV) Vietnam, mencetak rugi bersih US$ 3,1 miliar atau Rp 53 triliun tahun 2024, kendati volume penjualan naik tajam. Sang pendiri pun akhirnya menyetor duit lagi US$ 410 juta ke Vinfast demi komitmen melanjutkan proyek BEV itu.
Berdasarkan laporan prnewswire.com, penjualan Vinfast kuartal IV tahun lalu mencapai 53.139 unit, naik 143% dari kuartal sebelumnya. Perusahaan mencetak pertumbuhan penjualan kuat, sebesar 140% secara kuartalan di segmen business to consumer (B2C).
Selama 2024, penjualan mobil listrik Vinfast mencapai 97.399 unit, naik 192% dari 2023. Penjualan skutik listrik mencapai 31.170 unit pada kuartal IV lalu, naik 65% dari kuartal III. Sepanjang 2024, penjualan skuter listrik naik 1% menjadi 70.977 unit.
Total pendapatan perusahaan tahun lalu naik 57,9% menjadi US$ 1,8 miliar. Sayang, perusahaan mencetak rugi kotor US$ 1 miliar dengan margin negatif 57,4% serta rugi bersih US$ 3,1 miliar.
Founder Vinfast sekaligus CEO dan Chairman Vingroup Pham Nhat Vuong masih yakin dengan misi mendorong mobilitas berbasis elektrifikasi yang bisa diakses siapa saja. Dia juga menekankan visi emisi nol bersih dii sektor transportasi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap ekspansi Vinfast, Pham menyetor US$ 410 juta yang tidak bisa ditarik lagi pada Maret 2025. Ini merupakan bagian dari total komitmen US$ 2,1 miliar. Per Maret lalu, Vingorup, anak usaha Vinfast, juga memberikan pinjaman 27 triliun dong dari total komitmen 35 triliun dong. (gbr)