Jakarta, Motoris – BYD diketahui memborong lahan harga diskon di Subang Smartpolitan milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) untuk bangun pabrik. BYD juga dapat subsidi semua pajak karena main mobil listrik.
Hal ini terlihat pada kinerja keuangan SSIA tahun lalu. SSIA mencetak kenaikan pendapatan 58% menjadi Rp 2,4 triliun, laba kotor naik 5% menjadi Rp 548 miliar, EBIT naik 5% menjadi Rp 365 miliar, dan laba bersih ambles 97% pada kuartal IV-2024. Laba bersih sepanjang 2024 memang naik 33%, tetapi hanya separuh dari proyeksi CLSA dan konsensus analis.
CLSA menyesalkan kegagalan SSI mencetak laba sesuai proyeksi analis, mengingat kinerja operasional dari penjualan lahan sangat impresif. Adapun pendapatan dan laba usaha perseroan mencapai 104% dan 112% dari proyeksi CLSA.
“Ini sebagai imbas dari penjualan lahan seluas 108 hektare (ha) ke BYD pada pertengahan 2024 dan sudah dimasukkan dalam laporan keuangan,” tulis CLSA, dikutip Rabu (9/4/2025).
Memang, tulis CLSA, penjualan lahan industri Rp 1,8 triliun tahun lalu adalah pencapaian besar, dibandingkan saat booming otomotif ICE tahun 2012 sebesar Rp 1 triliun. Tapi, sebaliknya, CLSA menyebut SSIA memberikan diskon ke BYD sebagai penggerak pertama di kawasan industri itu.
“Buktinya, margin laba kotor kawasan industri SSIA turun menjadi 37% pada 2024 dari tahun sebelumnya 73,5%,” tulis broker itu.
Laba bersih SSIA pada kuartal IV tahun lalu juga sangat rendah, hanya Rp 6 miliar vs kuartal sebelumnya Rp 123 miliar. Saham SSIA saat riset ini ditulis diperdagangkan dengan PER 2025 8,8 kali. (gbr)