Jakarta, Motoris – Penjualan mobil listrik baterai (BEV) masih rendah di tahun 2024, meski sudah diguyur insentif masif. Apa insentif ini perlu dicabut?
Berdasarkan riset Verdhana, penjualan BEV memang naik tajam menjadi 43 ribu unit tahun 2024 dari 2023 sebanyak 17 ribu unit. Kontribusinya ke total pasar mencapai 4,9%, naik dari tahun sebelumnya 1,7%.
Namun, jumlah itu masih jauh dari target pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sebanyak 400 ribu unit tahun 2025. Padahal, BEV hanya dikenakan pajak 2%, lantaran gratis PPnBM, PKB, BBNKB, tarif bea masuk (BM) impor, sedangkan ICE dihajar pajak habis-habisan, mencapai 40% lebih.
Verdhana mencatat, pada Desember 2024, penjualan BEV ambles menjadi 3.900 unit dari bulan sebelumnya sebanyak 6.000 unit. Ini menandakan segmen yang masih berkembang ini cukup labil.
Verdhana menilai, adopsi BEV di Indonesia saat ini masih sangat rendah. Artinya, penjualan BEV tidak akan cukup menggantikan kehilangan penjualan mobil ICE yang sangat banyak. (gbr)