Jakarta, Motoris – Toyota merevisi turun target produksi mobil listrik (electric vehicle/EV) sebesar 30% pada 2026, seiring lambannya adopsi kendaraan jenis ini di dunia. Sejauh ini, EV hanya tumbuh subur di Cina, sedangkan kawasan lain, terutama Amerika Serikat dan Kanada serta Eropa melambat.
Berdasarkan laporan Nikkei, belum lama ini, tahun 2025, Toyota menargetkan produksi EV mencapai 400 ribu unit, sedangkan tahun 2026 ditetapkan 1,5 juta unit. Lalu, pada 2030, produksi EV Toyota ditargetkan 3,5 juta unit.
“Angka-angka ini sebenarnya hanya benchmark, bukan target ketat yang dibagikan ke para pemegang saham,” tulis zacks.com mengutip Nikkei, dilansir Senin (9/9/2024).
Bagi Toyota, mencapai target produksi EV 1 juta unit adalah rencana ambisius. Sebab, pabrikan ini lebih fokus berdagang hybrid dan hanya menjual EV 104 ribu unit tahun lalu. Artinya, EV hanya menyumbangkan 1% penjualan global Toyota.
Toyota sudah memberi tahu rencana ini ke para pemasok. Langkah Toyota ini sebenarnya mirip dengan beberapa pabrikan yang mundur dari rencana ambisius menjual 100% full EV di tahun tertentu. Terbaru, ada Volvo yang membatalkan rencana menjual 100% mobil listrik tahun 2030.
Sebenarnya, penjualan EV masih tumbuh kuat tahun ini. Namun, motornya masih di Cina, sedangkan kawasan lain melempem.
Mengutip data Rho Motion, penjualan global EV naik 20% menjadi 7 juta unit semester I-2024. Pertumbuhan kuat terjadi di Cina, yakni sebesar 30% menjadi 4,1 juta unit, sedangkan Eropa, termasuk Inggris Raya hanya naik 1% menjadi 1,5 juta unit. Di AS dan Kanada, penjualan EV tumbuh 10% menjadi 800 ribu unit, sedangkan di kawasan lain 26% menjadi 600 ribu unit.
Dari total penjualan EV 7 juta unit per Juni 2024, mobil listrik baterai (BEV) menyumbangkan 65%, sedangkan sisanya PHEV. Jadi, jangan sampai salah kaprah, EV itu mencakup BEV dan PHEV.
Cina adalah pasar terbesar EV dunia dengan kontribusi 60%. PEnjualan BEV dan PHEV di Cina bahkan sudah mencapai 46% pada Juni 2024. (gbr)
Discussion about this post