Jakarta, Motoris – Unit usaha Volkswagen (VW), Cupra, menjadi korban perang Uni Eropa (UE) dan Cina di mobil listrik (EV). VW juga bakal menyusul jika Cina melakukan tindakan retaliasi alias balasan.
Berdasarkan laporan rte.ie, dikutip Rabu (4/9/2024), SUV listrik Cupra Tavascan kena kebijakan penaikan tarif bea masuk (BM) impor EV Cina, karena diproduksi di negara itu. Kini, BM Tavascan mencapai 21,3% dari tadinya 10%.
“Menaikkan harga Tavascan di UE untuk mengompensasi kenaikan tarif bukan Solusi di tengah kondisi ekonomi saat ini,” ujar Wayne Griffiths, kepala Seat dan Cupra, dikutip Reuters.
Cupra adalah merek premium Seat, pabrikan mobil asal Spanyol yang dikendalikan VW, raksasa otomotif UE. Memindahkan pabrik dari Anhui, Cina, ke UE demi tarif murah juga bukan opsi menarik.
Ironisnys, tanpa kehadiran penjualan Tavascan, Cupra tidak akan bisa memenuhi mandatori target penurunan karbon pabrikan UE tahun depan. Prinsipal ini bisa dikenakan tarif tinggi, sehingga produksi bisa turun.
“Prospek finansial perusahaan ke depan sangat berisiko. Niatan untuk melindungi pemain EV Eropa malah berdampak negatif buat kami,” keluh Griffith
Diketahui, UE menerapkan tambahan tarif BM antisubsidi ke pemain Cina dari tadinya 10%. Tavascan kena tarif BM impor 38,1%, sebelum akhirnya dipangkas 21,3% pada bulan lalu, setelah masuk daftar prinsipal yang mau diajak bekerja sama selama proses investigasi. UE juga menurunkan tarif BM Tesla Cina menjadi 9%, setelah ada negosiasi.
Cina kini melobi beberapa anggota UE untuk menolak proposal penaikan tarif BM yang akan diputuskan permanen Oktober mendatang.
Sementara itu, manuver UE itu dikhawatirkan merugikan VW, jika Cina melakukan retaliasi berupa penaikan tarif BM impor mobil berkapasitas mesin besar. Sekitar sepertiga penjualan VW dicetak di Cina, pasar mobil terbesar dunia.
Discussion about this post