Jakarta, Motoris – Toyota menjawab diplomatis ketika ditanya apakah akan membalas serbuan Cina di segmen mobil listrik baterai (BEV). Bagi Toyota, hal terpenting adalah menyediakan mobil yang sesuai kebutuhan masyarakat.
“Silakan tanya ke dealer atau rakyat, mau mobil hybrid murah atau listrik murah? Saya rasa sekarang hybrid lebih dibutuhkan,” ujar Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy dalam suatu kesempatan, belum lama ini.
Menurut Anton, BEV masuk pertimbangan Toyota. Akan tetapi, masih ada tantangan dari sisi harga.
Kita tahu semua, harga BEV Cina kini sudah di bawah Rp 400 juta untuk tipe tertentu. Sebut saja barang lansiran Wuling, Neta, hingga BYD. Adapun BEV Hyundai masih mahal, di atas Rp 500 juta, meski sudah dirakit dan memakai baterai buatan lokal. Model yang dimaksud adalah Kona Electric.
Anton melanjutkan, penjualan mobil elektrifikasi Toyota kini stabil. Contohnya, penjualan Zenix Hybrid sekitar 2.000-an unit per bulan, sedangkan Yaris Cross 500 unit.
Menariknya, dia melanjutkan, penyebaran mobil hybrid sudah merambah Aceh hingga Papua. Bandingkan dengan BEV yang 60-70% di Jakarta, lalu jika dimasukkan seluruh Jawa dan Bali berkisar 80-90%.
“Kalau hybrid, 50-60% Jawa, sedangkan sisanya sudah di luar Jawa,” tegas Anton.
Di jawa tengah, dia menuturkan, populasi hybrid lebih krlihatan. Jadi, semua mobil ada segmennya.
“Kalau ditanya apakah kami akan masukkan model BEV selain BZ4X, jawabannya masih kami pelajari,” ungkap dia.
Discussion about this post