Jakarta, Motoris – Mobil listrik baterai (BEV) murah dengan harga Rp 200-400 juta kecil makin banyak, seperti Wuling Air EV dan BinguoEV, lalu Vinfast, BYD Dolphin, hingga MG4 EV. Hal ini bisa menggerus laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) selaku penguasa pasar mobil Indonesia.
Trimegah Sekuritas mengeluarkan prediksi laba bersih Astra tahun 2024 turun menjadi Rp 31,3 triliun dari 2023 sebesar Rp 33,3 triliun. Tahun lalu, untung Astra tumbuh 17%.
“Kami percaya maraknya BEV terjangkau yang dilepas ke pasar serta normalisasi harga batu bara akan berimbas ke laba bersih Astra. Itu sebabnya, kami merevisi turun untung bersih Astra tahun 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 5% dan 3%,” tulis broker itu, dikutip Senin (4/3/2024).
Trimegah mencatat, pendapatan Astra pada kuartal IV-2023 turun 5% secara tahunan menjadi Rp 75,6 triliun, sehingga total setahun penuh mencapai Rp 317 triliun, naik 5%. Bottom line Astra pada periode itu naik 45% secara tahunan menjadi Rp 8,14 triliun. Rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi 0,15 kali dari 2022 sebesar 0,19 kali.
Dari keterangan manajemen kelompok usaha ini, penurunan laba bersih kemungkinan terjadi tahun ini, karena tren siklikal. Namun, ini diprediksi hanya sementara. Perseroan suap menerapkan strategi untuk berekspansi dalam jangka panjang.
Trimegah menilai, penurunan laba bersih Astra tahun ini masuk akal. Ini berkaca pada realisasi penjualan mobil Astra yang turun 25% secara tahunan pada Januari 2024 menjadi 37 ribu unit. Astra menjual mobil merek Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugoet, dan UD Trucks. Namun, pangsa pasar Astra stabil di level 55%. (gbr)
Discussion about this post