Jakarta, Motoris – Pabrikan mobil Cina dan Korea Selatan akan merilis mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) murah tahun depan, dengan banderol Rp 300-500 juta. Artinya, BEV ini lebih murah dari mobil hybrid rakitan lokal yang harganya masih di atas Rp 400 juta.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam pertemuan dengan bank investasi asal Australia, Macquarie. Hal ini dituangkan dalam catatan, dikutip Rabu (21/6/2023).
Dalam kesempatan itu, Luhut memastikan, pemerintah berlum mempertimbangkan batasan usia mobil bermesin pembakaran internal (ICE) peminum bensin atau solar. Namun, pemerintah perlahan mendorong konsumen untuk membeli BEV, dengan memberikan sejumlah insentif.
Pemerintah, kata Luhut, menargetkan porsi BEV terhadap total penjualan segmen fleet mencapai 10% tahun 2023. Selain itu, transportasi publik, termasuk bus dan taksi didorong untuk bertansisi ke BEV.
“Lebih jauh dari itu, pabrikan Cina dan Korea akan meluncurkan mobil listrik murah,” kata Luhut.
Saat ini, pemerintah memberikan banyak sekali insentif untuk BEV. Di hulu, produsen mobil listrik mendapat tax holiday selama 20 tahun sesuai besaran investasi, mendapat super tax deduction 300% terhadap investasi R&D, dan pembebasan PPN untuk barang tambang nikel sebagai bahan baku baterai kendaraan.
Di hilir, BEV bebas Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM 0%), tarif PKB dan BBN 0%, serta tarif PPN hanya 1%.
Saat ini, ada dua pabrikan Cina dan Korsel yang telah memproduksi BEV di Indonesia, yakni Wuling dan Hyundai. Sebelumnya, tersiar kabar, Hyundai akan merilis Creta BEV, kendati belum jelas tanggal mainnya. (gbr)
Discussion about this post