Jakarta, Motoris – Boy Thohir melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA) bakal menjadi raja nikel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Sebabnya, nantinya, Merdeka Battery bakal memiliki pabrik mixed hydroxide precipitate (MHP) berkapasitas 240 ribu ton per tahun, terbesar di Indonesia.
MHP adalah produk antara nikel limonit yang diolah lagi menjadi nikel dan kobalt sulfat, prekursor kutub positif (katoda) baterai EV bersama lithium, mangan/aluminium. Nama baterainya lithium ion yang mayoritas digunakan mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV).
Berdasarkan laporan riset Samuel Sekuritas tentang Merdeka Battery, dikutip Kamis (13/4/2023), kapasitas MHP Merdeka Battery di atas PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel masing-masing 180 ribu ton dan 120 ribu ton per tahun. Adapun kapasitas produksi MHP PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) hingga kini belum terungkap.
Selain MHP, Merdeka Battery akan memiliki pabrik nickel pig iron (NPI) berkapasitas 88 ribu (kandungan nikel) ton per tahun dari saat ini 38 ribu ton per tahun. Dengan demikian, total kapasitas nikel Merdeka Battery mencapai 328 ribu ton per tahun saat semua rencana bisnis terealisasi.
Semua itu bisa dicapai lantaran Merdeka Battery memiliki tambang nikel terbesar di Indonesia dengan sumber daya bijih nikel 1,1 miliar ton yang dioperasikan anak usaha PT Sulawesi Cahaya Mineral. Lokasinya di Konawe, Sulawesi Tenggara. Pabrik MHP berteknologi HPAL Merdeka Battery akan dibangun di sini alias Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).
Mitra Konawe di IKIP adalah Tsingshan, sedangkan di proyek MHP adalah CATL. Merdeka Battery berniat menguasai 66% saham HPAL, sedangkan sisanya CATL, merujuk riset Samuel Sekuritas.
Merdeka Battery akan melangsung IPO saham dengan harga pelaksanaan Rp 795. Jumlah saham yang dilepas mencapai 11 miliar atau 10,2%, sehingga dana yang diraih Rp 8,7 triliun.
Mayoritas saham Merdeka Battery dipegang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melalui PT Merdeka Energi Nusantara, yakni sebesar 49%. Boy Thohir memegang 11,14% saham Merdeka Battery, sedangkan sisanya dipegang nama-nama beken lokal, seperti Hardi Wijaya Liong, Edwin Soeryadhaya, dan Winato Kartono. Huayong International memegang 7,5% saham perusahaan ini. (gbr)
Discussion about this post