Jakarta, Motoris – Ekspor mobil utuh Toyota Indonesia (T-brand) mencapai 79.796 unit atau hampir 80 ribu unit kuartal I-2023, naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun 2022 sebanyak 72.911 unit. Hal itu terjadi di tengah kondisi ekonomi dunia yang suram, dipicu masih tingginya inflasi dan krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Hebatnya lagi, pertumbuhan ekspor Toyota Indonesia kuartal I-2023 melebihi target yang dipatok 5% tahun ini. Tentunya, angka ini menjadi pemacu Toyota Indonesia untuk terus meningkatkan kinerja ekspor serta wujud kontribusi nyata untuk mendukung pemerintah mempertahankan pencapaian ekspor Indonesia sebagai pemain global.
“Bagi kami, mempertahankan kinerja ekspor Toyota Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Kami ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan konsumen baik domestik maupun internasional, yang telah memilih produk Toyota buatan SDM Indonesia sebagai pilihan utama, sehingga kami dapat mendukung pemerintah meningkatkan daya saing industri otomotif dan komponen nasional yang menaungi 1,5 juta lebih anak bangsa” ujar Warih Andang Tjahjono, presiden direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2023).
Toyota Indonesia, kata dia, berkomitmen untuk mengakomodasi beragam kebutuhan kendaraan elektrifikasi maupun kendaraan ramah lingkungan lainnya dengan tetap memperhatikan tujuan dekarbonisasi dan tetap memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, model elektrifikasi, kata dia, menjadi bagian dari ekspansi ekspor Toyota Indonesia yang dimulai dari ekspor Kijang Innova Zenix sejak awal tahun dengan destinasi baru ke 27 negara. Hingga akhir tahun 2023, Toyota Indonesia berencana untuk melakukan ekspor ke 100 negara di sejumlah benua, di antaranya Timur Tengah, Asia, Afrika, Amerika Latin, Australia, dan Oseania.
“Kehadiran kendaraan elektrifikasi yang beragam, direspons dengan baik oleh konsumen dan diharapkan dapat mendukung pencapaian lebih cepat reduksi emisi yang dicanangkan pemerintah. Tentunya, kepopuleran kendaraan elektrifikasi ini merupakan bagian dari subsidi ataupun insentif yang dirasakan langsung manfaatnya oleh konsumen,” ujar Bob Azam, direktur TMMIN.
Bob menyatakan, harmonisasi semua teknologi elektrifikasi, baik itu ICE, flexy fuel, HEV, PHEV, BEV, dan FCEV melalui konsep multipathway diperlukan sehingga popularisasi elektrifikasi ke masyarakat bisa menjadi lebih cepat untuk berkontribusi dalam penurunan emisi CO2.
“Indonesia dapat menjadi basis negara kendaraan elektrifikasi, dengan pembentukan ekosistem yang lebih cepat melalui kehadiran teknologi kendaraan yang beragam. Ini akan memberikan pengalaman nyata bagi konsumen untuk merasakan kendaraan elektrifikasi yang ramah lingkungan, aman, sehingga dapat meningkatkan quality of life’ untuk generasi kini dan yang akan datang,” tutup Bob Azam.
Discussion about this post