Jakarta, Motoris – PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) akan diuntungkan oleh kerja sama dengan dua pemain baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) global asal Cina dan Korea Selatan, yakni CATL dan LG Energy Solotion (LGES). Sebab, dua perusahaan itu bakal menaikkan derajat Antam menjadi pemasok nikel kelas satu dari tadinya hanya nikel kelas dua.
Berdasarkan catatan CLSA, Antam saat ini memegang cadangan nikel terbesar di Indonesia. Sementara itu, sebesar 20% pasokan nikel global digunakan untuk material (precursor) katoda baterai EV.
Akan tetapi, tulis CLSA, pasar masih berjuang keras untuk memvaluasi Antam sebagai perusahaan yang terkait EV 100%. Sebab, mayoritas penjualan bijih nikel dan nikel Antam saat ini bukan untuk nikel kelas satu alias battery grade (BG). Antam kini menjual bijih nikel saprolit dan nikel kelas dua, seperti feronikel yang digunakan sebagai bahan baku baja nirkarat (stainless steel/SS).
“Itu sebabnya, rencana pembentukan perusahaan patungan dengan CATL dan LGES akan menopang transformasi Antam sebagai pemasok nikel kelas satu,” tulis CLSA.
Antam telah membagi cadangan nikel limonit ke dua anak usaha, yang akan kerjasamakan dengan LGES dan CATL. Ini sejalan dengan rencana Antam menjadi BUMN yang mengoperasikan fasilitas high pressure leach acic (HPAL) bersama para pemain dunia.
“Meski prospek permintaan bijih nikel masih sangat besar, Antam ingin menjadi perusahaan yang tak sekadar menjual bijih nikel,” tulis CLSA.
Berdasarkan data Daiwa, Antam memiliki tambang nikel di Pomalaa, Halmahera Timur, Konawe Selatan, dan Pulau GAG. Total sumber daya nikel Antam mencapai 941 juta ton, terdiri atas limonit dan saprolit. Nikel limonit digunakan untuk memproduksi nikel BG, sedangkan saprolite biasanya untuk SS. (gbr)
Discussion about this post