Jakarta, Motoris – Posco Holdings Inc, konglomerasi top Korea Selatan (Korsel), telah meneken perjanjian awal dengan perusahaan Cina Ningbo Liqin untuk membangun pabrik nikel kelas satu untuk bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Sulawesi, Indonesia. Nikel seperti ini biasa disebut nikel battery grade (BG).
Di pabrik Indonesia, Posco dan Ningbo akan membuat nikel jenis mixed hydroxide precipitate (MHP) berkapasitas 120 ribu ton per tahun, yang sanggup menyokong 1,2 juta unit battery pack.
Tahap awal, kedua perusahaan itu akan membangun pabrik MHP yang menghasilkan nikel serta kobalt berkapasitas terpasang 60 ribu ton. Produk ini akan dipasok ke pasar domesik dan ekspor sebagai material (prekursor) katoda baterai EV. Proyek ini ditargetkan tuntas tahun 2025.
Berdasarkan laporan en.yna.co.kr, dikutip Sabtu (25/2/2023), Posco adalah pemain lama di Indonesia. Bersama PT Krakatau Steel Tbk (KS/KRAS), Posco membangun pabrik slab dan baja lembaran di Cilegon, Banten, berkapasitas 3 juta ton setahun. Pabrik ini diresmikan tahun 2013 oleh presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.
Jauh sebelum Posco, bijih nikel Indonesia telah diolah oleh pemain-pemain Cina, terutama Tsingshan dan para mitranya. Ini wajar, karena Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel terbesar di dunia, sebanyak 11,7 miliar ton.
Catatan Motoris, Posco adalah anggota konsorsium LG Energy Solution (LGES) bersama LX International dan Huayou, PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM), dan Indonesia Battery Corporation (IBC) yang berencana menggarap proyek ekosistem baterai EV US$ 9,8 miliar, dari hulu ke hilir. Tetapi, sampai sekarang proyek itu belum dieksekusi.
Belum dapat dipastikan, apakah proyek nikel BG Posco bersama Ningbo adalah proyek yang melibatkan LG. Sebab, tak ada nama Ningo di konsorsium LGES. (gbr)
Discussion about this post