Jakarta, Motoris – Harga gas yang tinggi membuat biaya ngecas mobil listrik naik, sehingga kini nyaris sama dengan beli bensin. Ini terjadi di Eropa, tepatnya Inggris, salah satu pasar gede mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) dunia.
Dilansir Carscoops, Senin (26/9/2022), biaya pengecasan BEV di SPKLU Inggris naik 42% tahun ini, seiring lonjakan tarif listrik akibat harga gas meroket, dipicu perang Rusia dan Ukraina. Ini jelas menjadi kiamat bagi para pendengung BEV yang antienergi fosil.
Kini, pemilik BEV harus membayar 32 pound alias US$ 35 untuk sekali ngecas baterai 64 Kwh. Itu pun nggak penuh, hanya 80%, berdasarkan data to the Royal Automobile Club (RAC). Artinya, ini sudah naik 9,6 pound sejak Mei dan 13,59 pound dibandingakn setahun sebelumnya.
Secara rata-rata, supir BEV Inggris kini menghabiskan 18 penny per mil, naik dari 13 penny pada Mei lalu. Artinya, selisih biaya ngecas dan beli bensin makin penipis. Saat ini, biaya bensin mobil ICE di Inggris rata-rata 19 penny per mil, sedangkan solar 21 penny per mil.
Semua ini tak lepas dari manuver pemerintahan Inggris. Rupanya, Inggris menaikkan PPN pengecasan mobil listrik di SPKLU demi menurunkan harga bensin. Maklum saja, negara ini kacau banget, setelah perang Rusia-Ukraina.
Saat ini, PPN pengecasan di SPKLU Inggris mencapai 20%, sedangkan di rumah 5%. Maka dari itu, RAC menyerukan penurunan PPN pengecasan di SPKLU.
“Dengan tarif listrik yang melonjak 140% dibandingkan tahun lalu, ditambah pemerintah mengenakan PPN 20% untuk pengecasan di SPKLU, penjualan EV terancam,” kata Quentin Willson, pendiri FairCharge. (gbr)
Discussion about this post