Jakarta, Motoris – PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), induk balai lelang terbesar di Indonesia JBA, boncos semester I tahun ini, terlihat pada rugi usaha dan rugi bersih masing-masing Rp 2 miliar dan Rp 2,6 miliar vs laba usaha Rp 21,85 miliar dan laba bersih Rp 8,2 miliar pada periode sama tahun lalu. Penyebabnya, perseroan mendirikan bisnis pegadaian kendaran.
Phintraco Sekuritas menilai, rugi usaha Autopedia dipicu kenaikan beban umum dan administrasi sebesar 20,07% menjadi Rp 67,05 miliar semester I tahun ini, imbas dari kenaikan beban umum dan administrasi terkait pendirian PT Autopedia Sukses Gadai pada 28 April 2022. Perseroan memiliki 99% saham Autopedia Sukses Gadai, yang bergerak di bidang pegadaian kendaraan bermotor.
Dari sisi pendapatan, Autopedia meraup Rp 159 miliar semester I tahun ini, naik dari periode sama tahun lalu Rp 92 miliar. Laba kotor turun menjadi Rp 62,7 muliar dari Rp 77 miliar, akibat pembengkakan beban pokok pendapatan menjadi Rp 96,7 miliar dari hanya Rp 14,9 miliar.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Autopedia minus Rp 69 miliar dari minus Rp 6,2 miliar. Perseroan hidup dari kas yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Rp 420 miliar. Kas dan setara kas mencapai Rp 414 miliar dari Rp 86 miliar.
Sebelumnya, pendapatan JBA merosot 31% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 31 miliar kuartal II-2022 dan 12,9% secara kuartalan (qoq). Semester I tahun ini, pendapatan JBA mencapai Rp 66,5 miliar. Jumlah itu hanya 45% dari proyeksi setahun Trimegah Sekuritas.
Berdasarkan riset Trimegah, belum lama ini, volume penjualan mobil JBA mencapai 7.500 unit kuartal II tahun ini, turun 12,6% secara kuartalan dan 29,9% secara tahunan, sedangkan penjualan motor mencapai 8.900 unit, turun 7,9% secara kuartalan dan 39,2% secara tahunan.
Total penjualan mobil JBA semester I tahun ini mencapai 16 ribu unit, jeblos 24,7% dibandingkan periode sama tahun lalu, sedangkan motor 18.600 unit, menukik 42,2%. Jumlah itu 45% dari proyeksi setahun Trimegah.
“Rendahnya volume lelang kuartal II disebabkan pendeknya hari kerja akibat libur Lebaran. Selain itu, pasokan barang dari leasing berkurang,” tulis Trimegah.
Di sisi lain, berdasarkan kondisi keuangan saat ini, Phintraco Sekuritas melakukan valuasi dengan metode relative valuation menggunakan pendekatan PBV. Dari metode tersebut, potential fair value saham ASLC berada di level Rp 219-220. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, saham ASLC turun 1,96% ke level Rp 200. (gbr)
Discussion about this post