Jakarta, Motoris – PT Industri Baterai Indonesia (IBI) atau nama kerennya Indonesia Battery Corporation (IBC) berencana mengakuisisi sepeda motor listrik Gesits dari tangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Tujuannya untuk menciptakan standardisasi baterai sepeda motor listrik agar barang ini cepat diterima pasar.
Hal itu tertuang dalam laporan riset Bahana Sekuritas, Kamis (18/8/2022). Dalam pertemuan dengan Bahana, manajemen IBC menegaskan, total biaya kepemilikan (total cost ownership) antara motor bermesin pembakaran internal dan motor listrik lebih dekat, ketimbang mobil ICE dan mobil listrik. Sebab, hingga kini, baterai NCM mobil listrik masih mahal.
Itu sebabnya, IBC menilai, pemasaran motor listrik lebih layak di Indonesia dalam jangka pendek. Namun, pasar motor listrik yang baru berkembang ini, sudah dihujani sekitar 40 merek, didominasi barang impor asal Tiongkok. Ironisnya, masing-masing merek memiliki spesifikasi baterai sendiri-sendiri.
“Ini mendorong IBC berinisiatif mengakuisisi Gesits untuk menegaskan eksistensinya sebagai pemimpin di industri baterai nasional,” tulis Bahana.
IBC adalah holding perusahaan baterai BUMN. Pemegang saham perusahaan ini adalah MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Pertamina. IBC memiliki sejumlah proyek baterai EV dari hulu ke hilir dengan menggaet pemain global.
Sementara itu, Gesits adalah produsen dan merek motor listrik nasional. Ada tiga model motor Gesits yang dijual, yakni Merah, Putih, dan Hitam.
Catatan Bahana, harga motor listrik Gesits cukup kompetitif, Rp 25 juta lebih, berada di antara Honda Beat Series dan Scoopy, di bawah Yamaha Nmax, dan Honda PCX. Adapun motor listrik termurah saat ini adalah Volta sekitar Rp 10-15 juta, Viar Rp 20 juta lebih, United Motor Rp 25 juta lebih, sedangkan termahal Alva di atas Rp 32 juta. Alva adalah merek motor besutan Grup Indika. (gbr)
Discussion about this post